SENTANI, ppid.jayapurakab.go.id – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kabupaten Jayapura, Jhon Wiklif Tegai berencana membuat laporan polisi terkait videonya viral di media sosial dan berbagai grup Whatsapp (WA).
Viral videonya Kadisbudpar Jhon Wiklif Tegai, itu disebar dengan caption ‘Pace Kadisparekraf Jayapura Bilang @pacekreatif Tukang tipu dan #savekampungyoboi’.
“Saya besok (hari ini) akan lapor pak Bupati, untuk klarifikasi tentang ini juga. Saya lapor pak Bupati dulu, nanti arahan pak Bupati seperti apa. Kemudian, saya akan sampaikan ke pak Bupati juga untuk saya tindaklanjuti ke ranah hukum. Ya, intinya akan ke ranah hukum. Tapi, saya lapor pak Bupati dulu, untuk mengetahui petunjuk pak Bupati bagaimana,” kata Jhon Wiklif Tegai didampingi Kabid Destinasi Wisata Klinton Suebu ketika menggelar jumpa pers di salah satu cafe di Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, kemarin.
“Karena terus terang informasi atau video yang viral ini membuat saya tidak sejahtera hati. Disaat kita bermaksud hati dengan tulus dan jujur untuk membangun sesuatu, tetapi hati kita dilukai itu sakitnya luar biasa. Bukan pak Bupati dan pak Menteri yang rasa, tetapi saya yang rasa itu sakitnya. Saya akan ijin dan minta kepada pak Bupati untuk dilanjutkan ke ranah hukum, supaya ada efek jera dan pembelajaran buat kita semua,” tambahnya dengan nada tegas.
Pasalnya, terdapat dua video yang merekam dirinya pada kegiatan Pelatihan Tata Kelola Bisnis dan Pemasaran Destinasi Pariwisata di salah satu hotel di Sentani pada Kamis, 17 November 2022 pekan lalu.
Dalam video berdurasi sekiranya satu menit itu, Jhon menyebutkan penyerahan Anugrah Destinasi Wisata, Diam-diam Tim Kreatif Menemui Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw lalu mendaftar Anugrah Desa Wisata dan juga lima kampung yang lainnya tetapi ketika masuk dalam nominasi 300 besar tidak dilanjutkan.
Mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Jayapura itu pun menyayangkan oknum yang telah menyebarkan dua video tersebut secara terpotong-potong.
Untuk itu, Jhon meminta pihak yang telah menyebarkan dan memviralkan dua videonya tersebut untuk segera membuat permohonan maaf, baik itu secara lisan, tulisan dan dilakukan di media sosial dalam kurun waktu selama satu pekan ke depan.
Kadisbudpar Kabupaten Jayapura, Jhon Wiklif Tegai lantas menjelaskan secara keseluruhan isi video viral yang sudah terpotong.
Diketahui, berdasarkan video yang beredar itu, Jhon mengatakan, saat pelatihan itu ada peserta yang bertanya mengenai kampung wisata.
Kemudian, dirinya menjelaskan tentang kampung wisata harus dibangun dari fondasinya dengan adanya partisipasi masyarakat.
Partispasi itu ditunjukkan dengan pernyataan dari masyarakat dan semua elemen masyarakat terlibat.
Kemudian, harus ada surat pernyataan dari Kepala Kampung yang siap menggelontorkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung (APBK) untuk sektor wisata sebanyak 50 persen dari alokasi dana kampung.
Didukung pula dengan aktivitas kuliner dan kerajinan, serta konsep pembangunan desa wisata.
Menurut Jhon, tidak bisa mengikuti Anugerah Desa Wisata tanpa dibangun penguatan desa wisata.
Sehingga, Jhon mencontohkan Tim Kreatif yang pernah mendatanganinya untuk meminta Kampung Yoboi agar didaftar untuk mengikuti Anugerah Desa Wisata.
“Saya katakan saat itu kita tidak ikut tahun ini. Kita bangun desa wisatanya dan nanti di 2023 baru kita ikut. Jadi, saya memang tidak melayani maksud mereka, ternyata mereka diam-diam menemui Bupati dan saya tidak tahu bahasanya di sana seperti apa. Karena itu pakai kata ‘bahasa tipu tipu’ dalam video itu,” jelasnya.
“Akhirnya, mereka Tim Kreatif daftar secara online. Saya juga baru mengetahui hal itu dari pak Bupati, lalu beliau mengatakan kenapa dinas lambat karena kita sudah daftarkan,” ujarnya.
Demikian, John menjelaskan, dalam membangun Kampung Wisata tidak seperti itu, mekanismenya secara substansi struktur dan suprastruktur tidak dibangun.
Hal itu yang kemudian dijelaskan kepada peserta namun direkam secara terpotong.
Lanjut Jhon menyayangkan video tersebut yang telah beredar di berbagai grup media sosial seperti WhatsApp (WA).
“Kemudian ada kalimat ‘gula-gula’, saya tidak pernah mengatakan tidak pernah menghargai masyarakat. Jadi, itu sangat salah sekali dan kalimat saya dipelintir. Karena dalam tagline yang dijadikan poin dalam video itu menjabarkan saya tidak suka dengan masyarakat, juga tidak menghormati Bupati dan menteri, itu sangat tidak benar sekali,” cetus mantan Kepala Bappeda Kabupaten Jayapura ini.