Senin, Desember 23, 2024

Perempuan AMAN Apresiasi Kampung Adat Kabupaten Jayapura

Ketua Perempuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Devy Anggrainy saat memberikan sambutan pada Workshop AMAN Dengan Tema Arena Pemenuhan Dan Perlindungan Hak Kolektif Perempuan Adat Dalam Kebijakan Di Indonesia, Yang Bertempat Di Horex Hotel, Kamis (20/10) Kemarin.

SENTANI, ppid.jayapurakab.go.id –  Ketua Perempuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Devy Anggrainy mengapresiasi isi dari Kebangkitan Adat Kabupaten Jayapura (KMA) yang pada tanggal 24 Oktober 2022 genap 9 tahun dan sekaligus dirayakan bersamaan kegiatan Kongres Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Ke Enam (KMAN VI) di wilayah adat Tabi.

Apresiasi ini dilontarkan Devy di tengah perwakilan perempuan nusantara dari berbagai region saat menggelar kegiatan Workshop Arena Pemenuhan Dan Perlindungan Hak Kolektif Perempuan Adat Dalam Kebijakan Di Indonesia yang bertempat di Horex Hotel, Kamis (20/10) kemarin.

“Perempuan AMAN memberikan apresiasi kepada Bupati Jayapura yang telah mewujudkan isi dari Kebangkitan Adat Kabupaten Jayapura 9 tahun. Satu langkah sudah dimulai Bapak Bupati Jayapura dan apresiasi harus kita berikan karena sudah memastikan kita berdaulat diatas kampung adat kita salah satunya melalui 14 kampung adat yang telah diakui negara lewat pemberian kodefikasi resmi,” ujarnya disambut tepukan tangan meriah dari peserta Perempuan AMAN yang hadir.

Selanjutnya menurut Devy, kerja keras di atas kampung adat ada pada pundak perempuan-perempuan adat untuk memastikan bahwa perempuan adat tidak ditinggalkan dalam pengakuan yang sudah diberikan negara.

Memastikan bahwa pengetahuain dan keterampilan perempuan adat dijaga terus dan diwariskan kepada genarasi berikutnya yang menjadi bagian dari identitas kita.

“Salah satu isi dari Kebangkitan adat ini menurut saya akan kami bawa pulang pak bupati ke kampung kami di masing-masing daerah untuk kemudian kami bisa mendorong para pemimpin atau kepala daerah untuk banyak belajar dari teladan yang ada di sini (kabupaten jayapura red),” ujarnya.

Sementara itu, ibu Kristino Sawa dari Samdhana Institut juga mengatakan bahwa perempuan adat sejatinya harus mengisi kedaulatan kampung-kampung adat dengan cara membangkitkan semangat kebersamaan dan kerja sama kolektif seluruh elemen perempuan adat di tanah air.

“Perempuan adat akan kuat jika selalu bekerja sama, jika kita bekerja sendirian kita tidak akan kuat. Dan sebagai perempuan adat di dunia ini, secara khususnya di Indonesia seperti dalam himne AMAN mengajak untuk bersatu itu artianya sesuatu yang akan kita tuju dan Indonesia ini tidak akan kuat tanpa adanya perempuan dan kerja sama,” pungkasnya.

Share to

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here