Senin, Juli 7, 2025

Karena Rumah Baca, Kemampuan Anak Dalam Membaca Dan Memahami Meningkat Hingga 60 Persen

Momen kebersamaan Head of Corporate Citizenship Asia ex Japan of Nomura, Mrs. Joanne Braithwaite, bersama Ketua TP PKK Kabupaten Jayapura, Ny. Dewi Sartika Wonda, S.Par., di Kampung Ayapo Distrik Sentani Timur. Kamis (03/07/2025)

SENTANI, ppid.jayapurakab.go.id – Wahana Visi Indonesia (WVI) telah beroperasi di Kabupaten Jayapura sejak tahun 2012. Selama melakukan pendampingan dan intervensi dalam hal meningkatkan kemampuan literasi anak melalui program rumah baca, kemahiran anak dalam membaca dan memahami meningkat sampai diangka 60 persen, yang sebelumnya berada diangka 30 persen.

Hal ini disampaikan Cluster Manager Area Papua WVI, Pince Siska Analia, saat mempresentasikan hasil kerja WVI di kabupaten Jayapura, di hadapan Tim Penggerak PKK Kabupaten Jayapura yang bertempat di ruang VIP Kantor Bupati Gunung Merah Sentani, Kamis (03/07/2025). Pertemuan ini juga dihadiri oleh mitra global Wahana Visi Indonesia, World Vision Singapura, dan mitra pendanaan untuk program mereka, Nomura.

Cluster Manager Area Papua WVI, Pince Analia menyerahkan buku kepada Ketua TP-PKK Kabupaten Jayapura Ny. Dewi S. Wonda, S.Par., yang berisi layanan WVI di Papua selama puluhan tahun, di ruang VIP Kantor Bupati Sentani. Kamis (03/07/3025)

Pince menjelaskan, terjadi peningkatan kemampuan anak dalam membaca dan memahami berdasarkan riset yang telah dilakukan tiga tahun lalu di sejumlah wilayah dampingan WVI di Provinsi Papua, Papua Selatan dan Provinsi Papua Pegunungan.

“Di Provinsi Papua, kami melayani tiga Kabupaten. Pada Kabupaten Jayapura, khususnya di area Sentani Timur, salah satunya pelayanan yang kami berikan berupa rumah baca yang ada di Kampung Ayapo. Intervensi yang kami lakukan bertujuan agar anak-anak bisa membaca. Namun, tujuan kami bukan hanya supaya anak dapat membaca dengan mengeja, melainkan agar anak mampu membaca dengan pemahaman,” paparnya.

Intervensi WVI dilakukan melalui komunitas formal dan informal. Untuk kegiatan formal, WVI melibatkan Guru Sekolah Dasar (SD) dengan mengenalkan modul yang mereka sebut “Wahana Literasi”. Modul ini tidak mengubah kurikulum Nasional, melainkan memberikan informasi tambahan untuk melengkapi kekurangan.

“Misalnya contoh sebelum memulai pelajaran, kami mendengarkan lagu-lagu yang sesuai usia anak. Hal ini agar anak-anak bisa mengingat dan mudah memahami bahan-bahan ajar yang diberikan. Kami juga menambahkan sesi cerita untuk beberapa pelajaran,” jelas Pince.

Untuk kegiatan informal, dikarenakan anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan orang tua di rumah, Pince menyampaikan bahwa pihaknya memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga dan ibu sekolah minggu agar mereka dapat menjadi pengajar untuk anak-anak. Modul yang diberikan pun berbeda dengan modul yang dibuat untuk anak SD.

“Modul ini berupa cerita, permainan, kemudian juga aktivitas yang bisa mendukung anak-anak dari usia dua tahun sampai dengan dua belas tahun. Mereka bisa membaca disesuaikan dengan usia mereka, dan kami juga membuat aktivitas yang menyenangkan bagi mereka,” pungkasnya. Dalam kesempatan itu, Pince juga menyerahkan buku kepada Ketua TPP-PKK Kabupaten Jayapura yang berisi tentang pelayanan Wahana Visi Indonesia selama puluhan tahun di Papua. Di dalam buku tersebut, terdapat sejumlah testimoni dari masyarakat. Salah satu testimoni yang diberikan menceritakan bagaimana masyarakat yang awalnya tidak memiliki pengetahuan tentang bertani, akhirnya mampu bertani setelah menerima dukungan dari WVI. Terdapat juga testimoni berupa masyarakat yang awalnya tidak memiliki rumah baca, hingga akhirnya dapat memiliki rumah baca.

Share to

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here