SENTANI, ppid.jayapurakab.go.id – Dalam rangka rangkaian menyambut HUT Bhayangkara Ke-77, serta mendekatkan diri antara Polri dengan seluruh elemen masyarakat, Polres Jayapura menggelar Festival Colo Sagu yang dilaksanakan di Jalan Bandara Sentani, Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin, 26 Juni 2023.
Pelaksanaan Festival Colo Sagu tersebut diikuti oleh 30 pelaku UMKM lokal, kemudian mama-mama Papua penjual panganan khas sagu dan juga berbagai komunitas, serta beberapa organisasi paguyuban di Kabupaten Jayapura.
Kapolres Jayapura, AKBP Fredrickus W. A. Maclarimboen, S.IK., M.H., dalam sambutannya menyampaikan permohonan maaf kepada para tamu undangan yang pada hari ini hadir di kegiatan festival Colo Sagu ini. Karena para tamu kita kasih duduk di batang sagu dan bukan duduk di kursi yang lain.
“Jadi mohon maaf, karena temanya tidak mengurangi derajat dan menghilangkan. Tapi, bagaimana pemanfaatan sagu itu semua mempunyai manfaat. Tentunya, itu yang mungkin kita dorong pada kesempatan kali ini untuk bergerak maju,” ucapnya.
Fredrickus juga menambahkan, kemunculan kita semua melaksanakan kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara yang ke-77 dengan tema, “Polri Presisi untuk Negeri, Pemilu Damai menuju Indonesia Maju”, yang punya korelasi juga dengan tema kegiatan kita kali ini tentang cerita gotong royong untuk membangun negeri.
“Mau apa jadinya ini barang, mau apa jadinya nanti itu, apalagi ke depan kita mau pemilu, ada Pemilu ini mau lancarkan, dia ini mau aman dan tinggal bagaimana kita sudahkah kita berdamai dengan diri kita. Kita harus berdamai dengan sesama kita, juga kita berdamai dengan lingkungan kita,” cetusnya.
“Tentunya, ada pesan juga yang ingin kita sampaikan. Bahwa, pada kesempatan ini bukan hanya kita sekedar bicara makan sagu saja, tetapi bagaimana kita bicara budidaya pelestarian hutan dan pohon sagu. Harapan kami yang cuma hanya numpang bekerja di tanah ini. Para pemilik tanah serukan kepada kami, mari kita jaga hutan sagu itu. Tanah itu boleh berganti pemilik, tetapi jangan ganti dengan yang lain,” sambungnya.
Disebutkan, kalau itu cukup siklop saja yang sudah dialihfungsikan, jangan (sagu) ini yang nanti akan berkurang. “Gunanya apa kita menjaga keseimbangan ekosistem alam. Jangan sampai 39 varian sagu yang terbesar di dunia, yang ada di tanah kita ini satu persatu mulai hilang.
“Jadi kekayaan ini yang paling besar, saya juga mengucapkan terima kasih kepada pihak perhotelan. Mohon izin bapa Pj Bupati, bu Sekda dan babap ibu saudara beberapa pelaku dunia perhotelan yang menyajikan menu berbahan sagu. Karena itu penting bagi kita ke depan dan besar harapan kami juga kalau bisa setiap penerbangan-penerbangan antar kota di dalam tanah Papua, mungkin paling tidak terduduk begini datang terus sagu bakar. Bagaimana menjaga eksistensi, menjaga identitas kita dalam pelestarian sagu”.
“Tentunya, kenapa kami bergerak untuk mengangkat sagu ini dalam rangka memperingati HUT Bhayangkara yang ke-77 ini, kami mempersembahkan festival Ini pertama kepada sagu terus yang kedua kepada mama-mama yang sudah biasa bertahan pada asap tungku untuk bakar sagu. Kurang lebih itu yang bisa saya sampaikan dan kurang lebihnya saya mohon maaf atas segala kata ucapan kami,” pungkasnya.
Acara ini juga dimeriahkan oleh artis-artis lokal Papua, penampilan Ona Hetharua, dan beberapa hadiah doorprize.