SENTANI, ppid.jayapurakab.go.id – Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP N) 1 Airu Herleri Sitinjak bersama Staf dan guru Mata Pelajaran (Mapel) yang berjumlah 10 orang menerima Bimbingan Teknis (Bimtek) terkait dengan persiapan akreditasi sekolah yang akan dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2023 nanti, saat ditanyakan di ruang kerjanya SMP N 1 Distrik Airu Kabupaten Jayapura, Jumat (24 Februari 2023).
Dalam penyampain Herleri kepada media bahwa saat ini SMP N 1 Airu sedang mengikuti Bimtek di ruang Kelas VII (tujuh) oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kepala Bidang SMP, Pengawas Pembina Kabupaten Jayapura guna mempersiapkan dokumen-dokumen untuk persiapan akreditasi yang dilakukan oleh Aksesor pada bulan Maret tahun 2023 ini.
“Kadis Pendidikan, Kabid SMP Kabupaten Jayapura, Pengawas pembina turut hadir juga untuk mempersiapkan terkait dengan persiapan akreditasi, jadi sekarang kita lagi ada Bimtek di ruangan kelas VII,” ujar Herleri.
Beliau juga mengaku bahwa dalam dunia pendidikan untuk saat ini yang dilihat akreditasi sekolah untuk mengukur mutu pendidikan dalam suatu sekolah, Herleri juga menambahkan bahwa peserta yang mengikuti Bimtek persiapan akreditasi pada saat ini ada SD Pagai, SD Muara Nawa, SD Aurina, dan SMP N 1 Airu dan untuk SMP N 1 Airu mulai tahun 2018 dan sampai saat ini (tahun 2023) belum mempunyai akreditasi, maka ini adalah langkah yang baik untuk kami pihak sekolah SMP Airu.
“Kita tau bahwa setiap pendidikan itu telah melihat akreditasinya, jadi sekarang itu lagi ada proses persiapan untuk akreditasi,” ungkap Herleri.
Sebagai guru Mapel Herleri mengaku bahwa SMP N 1 Airu sudah berdiri hampir 5 lima tahun namun sekolah masih banyak kekurangan dari segi materi pendukung berupa buku-buku pelajaran mengingat wilayah yang sangat jauh dari ibu kota Kabupaten.
“Kita masih banyak kekurangan di sekolah ini, karna ini sudah berdiri sudah hampir lima tahun sementara dana BOS kita Baru dapat 3 tahun,” ujarnya.
Untuk dana BOS sendiri dibayarkan sesuai dengan jumlah siswa, dan mengingat kondisi dan jarak tempuh ke sekolah yang sangat susah membuat siswa jarang masuk sekolah serta membuat tingkat kehadiran menjadi minim, lanjut Herleri selaku Wakasek SMP N 1 AIRU.
“Dana BOS itu dibayarkan sesuai dengan jumlah siswa, sementara kita punya jumlah siswa itu masih minim, sebenarnya kalau untuk tamat SMP itu lumayan banyak tapi dari setiap kampung itu jauh Misalnya Aurina, Pagai yang transportasinya harus menaiki jonson jauh ke tempat ini, jadi kalau ada transportasi mereka datang dan kalau tidak transportasi mereka tidak datang,” ucap Herleri.
Herlina juga berharap agar dalam mengikuti persiapan akreditasi bisa mendapakan hasil yang memuaskan nilai yang terbaik “Setidaknya nilai B, kalau tidak mampu dapatkan Nilai A.