SENTANI, ppid.jayapurakab.go.id – PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura dan PT Phillip Sekuritas Indonesia melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Pencanangan Literasi dan Sosialisasi Pasar Modal bagi 1.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Jayapura dan Masyarakat Kabupaten Jayapura, di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Senin, 27 Mei 2024.
Direktur Pengembangan PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik kepada wartawan mengatakan Pencanangan Literasi dan Sosialisasi Pasar Modal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman ASN di jajaran Pemda Kabupaten Jayapura dan masyarakat Kabupaten Jayapura mengenai pengelolaan keuangan sekaligus investasi pasar modal.
“Kami bekerja sama dengan banyak pihak dan pada kesempatan kali ini kami juga bekerja sama dengan Pemkab Jayapura. Hari ini ada beberapa rangkaian kegiatan, selain peresmian Galeri Investasi Digital (GID), juga tadi ada pencanangan 1.000 ASN dan masyarakat untuk menjadi investor di pasar modal dan kegiatan CSR dalam ulang tahun ke 46 pasar modal Indonesia,” ujarnya.
Kata Jeffrey Hendrik, dari rangkaian kegiatan tersebut, salah satunya adalah CSR pemberian 200 bibit ternak babi bagi masyarakat di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
“Jadi masyarakat yang mampu menjadi investor itu bisa mendapatkan manfaat dari pasar modal dan masyarakat yang tidak mampu menjadi investor pun kami hadir, untuk bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Itulah semangatnya yang kami bawa hari ini,” terangnya.
Lalu menyampaikan kepada ASN dapat membedakan mana investasi yang benar dan mana investasi yang penipuan. Lalu pertumbuhan investor di pasar modal dari Papua terus meningkat.
“Tadi dalam sambutan ibu Asisten, juga sudah menyampaikan bahwa kita membeli saham seperti kita menjadi pemilik (owner) perusahaan. Jadi, sosialisasi, literasi dan edukasi itu terus kami lakukan melalui kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia yang ada di Papua,” ucapnya.
Tantangan yang dihadapi selama ini di Papua, katanya, tantangannya itu tidak hanya di Papua saja, tetapi diseluruh Indonesia.
“Sekitar 80 persen investor kita itu usianya di bawah 40 tahun, sedangkan 70 persennya itu di bawah usia 30 tahun,” bebernya.
Tentunya, di Papua itu didominasi oleh anak-anak (usia) muda seperti para mahasiswa, para pelajar maupun millenial (generasi muda).
“Kalau target kami secara nasional untuk tahun ini ada penambahan 2 juta investor (SID) di pasar modal,” ungkapnya.
Perwakilan Yayasan Cartenz Indonesia, Matias Sarwa mengungkapkan, bantuan CSR ini dilakukan BEI setiap tahunnya. Tahun ini diberikan 200 ekor bibit babi dengan 100 bibit untuk masyarakat di Kabupaten Jayapura sementara untuk masyarakat Nabire 100 ekor bibit babi.
“Penyaluran berdasarkan kriteria sudah kami lakukan melalui survey di tengah masyarakat dan khusus bagi menerima masyarakat ber KTP Kabupaten Jayapura serta memiliki kandang. Saat ini kami sudah rangkum 100 keluarga untuk diberikan 1 ekor bibit babi,” jelasnya.
Kata Matias tak berhenti di sini sebab evaluasi dilakukan setiap bulan hingga 2 bulan ke depan. Jika ada perkembangannya maka diharapkan tahun depan bantuan CSR bisa kembali diberikan 100 ekor bibit babi kepada masyarakat, terlebih masyarakat Kabupaten Jayapura.